Cari Blog Ini

Senin, 27 Oktober 2014

"Lega Bapak Ditangkap, meski Sakitnya tuh disini...."














SEDERHANA: Lala menangis terharu di pelukan Joris Lato karena mendapat kejutan pada hari ultahnya. (Eko Priyono/Jawa Pos)
SEDERHANA: Lala menangis terharu di pelukan Joris Lato karena mendapat kejutan pada hari ultahnya. (Eko Priyono/Jawa Pos)

Lala (nama samaran), siswi SD kelas VI yang sedang mengandung lima bulan karena perbuatan bapak kandung dan gurunya, belum bisa menghilangkan kesedihannya. Di tengah kemelut itu, Lala merayakan ulang tahun di Rumah Aman bersama keluarga barunya Sabtu malam (25/10).
* * *
AIR mata mengalir cukup deras dari mata sayu Lala yang sedang bersimpuh menghadapi enam orang dewasa yang mengadilinya Sabtu malam lalu. Perasaan bersalah karena bangun kesiangan membuatnya tidak berdaya untuk membela diri.
Beberapa pertanyaan yang terlontar tidak mampu membuat bibirnya bergerak sekadar mengajukan alasan untuk menutupi kesalahan. Justru, air mata kian melimpah di pipinya meski tertutup rambut yang menjuntai ke depan. Telapak tangan yang sibuk mengusap wajah semakin menunjukkan bahwa dia sedang menangis.
Lala semakin tidak bisa berkutik ketika ditanya alasannya yang tidak mau makan siang. Jari tangan kanannya terlihat membersihkan kuku jari tangan kiri yang sebenarnya tidak kotor. Dia pun hanya duduk pasrah tanpa perlawanan.
Tiba-tiba, Joris Lato yang memulai ’’persidangan’’ itu langsung mendekap tubuh remaja 15 tahun tersebut sembari membisikkan sesuatu. ’’Selamat ulang tahun, ya,’’ ucap direktur Yayasan Embun Surabaya itu dengan nada lembut. Tangannya berusaha mengusap air mata Lala yang meleleh. Lala langsung tersadar bahwa dia baru saja dikerjai keluarga barunya.
Senyum lepas nan bahagia langsung mengembang dari bibir Lala. Air matanya malah semakin leleh, tapi disertai senyum bahagia. Saking bahagianya, dia memeluk tubuh Joris cukup lama. Pelukan baru terlepas ketika penghuni Rumah Aman lainnya mendadak muncul membawa sebuah kue tar dengan lilin plus dua piring martabak.
Delapan batang lilin yang sudah menyala tidak kunjung ditiup. Tampaknya, Lala masih terbenam dalam perasaan membuncah karena tidak menduga akan mendapat kejutan seperti itu. Remaja berparas manis itu pun terus memeluk tubuh Joris yang sudah berkali-kali meminta agar lilinnya segera ditiup.
Nyanyian lirih lagu ulang tahun membuat Lala beranjak untuk meniup lilin. Tak lupa, dia menyelipkan doa yang sangat singkat. ’’Semoga sukses,’’ ucapnya dan lanjut meniup lilin diselingi tepuk tangan manusia yang berada di sebuah ruangan berukuran 3 x 4 meter persegi itu. Satu per satu penghuni Rumah Aman menyalami sembari mengucapkan selamat.
Wajahnya pun kini tidak lagi muram. Senyum yang ditahan membuat dia terlihat begitu bersemangat untuk segera membagi kue tar ke teman-temannya. Meski begitu, mulutnya tetap terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Celetukan teman yang menanyakan perasaannya saat itu pun dijawab singkat. ’’Gak ruh (tidak tahu, Red),’’ ujarnya sambil terus membagikan kue.
Menggoda Lala saat ulang tahun sebenarnya direncanakan mendadak. Ceritanya, Lala sempat mengaku Sabtu lalu dirinya berulang tahun. Tapi, dia terlihat sedih karena tidak ada yang memberikan ucapan selamat. Joris yang menjadi bapak asuh tebersit untuk merancang pesta ulang tahun yang sederhana.
Dia bersama penghuni Rumah Aman iuran untuk membeli kue tar. Tidak mudah mencari kue tar pada malam Minggu. Untung saja, kue yang dicari akhirnya didapat setelah berkeliling selama hampir satu jam. Hidangan pelengkapnya adalah dua piring martabak dan sebotol cola ukuran besar. ’’Tolong jangan dilihat kuenya. Kami tulus, yang penting kamu senang,’’ ucap Joris yang disambut pelukan Lala dan ucapan terima kasih.
Lala masih menunjukkan perasaannya yang sama sekali tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu. Dia masih merasakan bahwa persidangan itu dilakukan karena dirinya melakukan kesalahan. Tapi, semua sudah klir dan dia tersadar bahwa yang dialaminya adalah perayaan ulang tahun.
Sejak kehamilannya mencuat, Lala tidak lagi tinggal di rumahnya. Apalagi, diketahui selama ini dia mendapat perlakuan kekerasan seksual dari bapaknya. Lala kini tinggal di sebuah Rumah Aman di kawasan Surabaya Utara. Di rumah yang sangat dirahasiakan itu, dia tinggal bersama keluarga barunya.
Siapa pun tidak mengira rumah bercat putih itu merupakan tempat persembunyian Lala. Tidak ada plakat tulisan apa pun. Dari luar, terlihat tak ada bedanya dengan rumah penduduk lain. Lala sengaja ditempatkan di sana untuk memulihkan kondisinya yang shock dengan pengalaman yang menimpanya.
Ada perubahan drastis pada Lala sejak tinggal di sana. Ketika baru menginjakkan kaki di rumah tersebut, Lala sangat pendiam. Dia lebih banyak menyendiri dan sibuk sendiri. Setelah tiga hari berselang, kondisi Lala membaik. Remaja yang hobi membaca itu pun mulai berkomunikasi dengan penghuni Rumah Aman lainnya.
Saat ini Lala memang berhenti sekolah untuk sementara. Para relawan berusaha mengembalikan rasa percaya diri yang sempat terkikis karena pengalaman pahit yang dialaminya. Kepingan bayangan perlakuan keras sang bapak masih melekat di benak Lala.
Jejak perlakuan itu masih terlihat jelas ketika melihatnya. Sebuah luka memar masih membekas di bawah mata sebelah kanan. Ada juga luka bekas sulutan rokok di tangan kirinya. Dari cerita Lala, itu buah perlakuan bapaknya yang sedang marah.
Kepada pengasuhnya, Lala beberapa kali menanyakan apakah bapaknya sudah ditangkap polisi. Dia menunjukkan rasa lega dan tenang ketika mendengar polisi sudah menangkap bapaknya. Pengasuh pun sempat mengabarkan bahwa bapaknya tidak mengakui perbuatannya. ’’Yo mesti ae gak mau ngaku,’’ ucap Joris menirukan ucapan Lala.
Selama tinggal di Rumah Aman, Lala sering mengisi waktu dengan bermain komputer. Sejumlah buku bacaan sempat dibaca meski tidak sampai tuntas. Dia pun bisa menuliskan nama dan identitasnya sendiri. Hal itu sekaligus membantah tudingan bahwa Lala memiliki keterbelakangan mental seperti yang dituduhkan sebelumnya.
Terbukti, ketika pura-pura dimarahi, Lala bersedih dan menangis. Ketika tahu dikerjai, dia langsung tertawa senang.
Lala yang awalnya tidak mudah percaya sama orang di sekelilingnya juga mulai berubah. Dia sering bermain dan menggoda sesama penghuni Rumah Aman. Termasuk ketika melihat televisi setelah perayaan ulang tahun Sabtu malam. Dia sempat melontarkan sepenggal lirik lagu Cita Citata. ’’Sakitnya tuh di sini...,’’ ucap Lala sembari menunjuk dirinya sendiri disambut gelak tawa keluarga Rumah Aman.