SEDERHANA: Lala menangis terharu di pelukan Joris Lato karena mendapat kejutan pada hari ultahnya. (Eko Priyono/Jawa Pos) |
Lala (nama
samaran), siswi SD kelas VI yang sedang mengandung lima bulan karena
perbuatan bapak kandung dan gurunya, belum bisa menghilangkan
kesedihannya. Di tengah kemelut itu, Lala merayakan ulang tahun di Rumah
Aman bersama keluarga barunya Sabtu malam (25/10).
* * *
AIR mata mengalir cukup deras dari mata
sayu Lala yang sedang bersimpuh menghadapi enam orang dewasa yang
mengadilinya Sabtu malam lalu. Perasaan bersalah karena bangun kesiangan
membuatnya tidak berdaya untuk membela diri.
Beberapa pertanyaan yang terlontar tidak
mampu membuat bibirnya bergerak sekadar mengajukan alasan untuk
menutupi kesalahan. Justru, air mata kian melimpah di pipinya meski
tertutup rambut yang menjuntai ke depan. Telapak tangan yang sibuk
mengusap wajah semakin menunjukkan bahwa dia sedang menangis.
Lala semakin tidak bisa berkutik ketika
ditanya alasannya yang tidak mau makan siang. Jari tangan kanannya
terlihat membersihkan kuku jari tangan kiri yang sebenarnya tidak kotor.
Dia pun hanya duduk pasrah tanpa perlawanan.
Tiba-tiba, Joris Lato yang memulai
’’persidangan’’ itu langsung mendekap tubuh remaja 15 tahun tersebut
sembari membisikkan sesuatu. ’’Selamat ulang tahun, ya,’’ ucap direktur
Yayasan Embun Surabaya itu dengan nada lembut. Tangannya berusaha
mengusap air mata Lala yang meleleh. Lala langsung tersadar bahwa dia
baru saja dikerjai keluarga barunya.
Senyum lepas nan bahagia langsung
mengembang dari bibir Lala. Air matanya malah semakin leleh, tapi
disertai senyum bahagia. Saking bahagianya, dia memeluk tubuh Joris
cukup lama. Pelukan baru terlepas ketika penghuni Rumah Aman lainnya
mendadak muncul membawa sebuah kue tar dengan lilin plus dua piring
martabak.
Delapan batang lilin yang sudah menyala
tidak kunjung ditiup. Tampaknya, Lala masih terbenam dalam perasaan
membuncah karena tidak menduga akan mendapat kejutan seperti itu. Remaja
berparas manis itu pun terus memeluk tubuh Joris yang sudah
berkali-kali meminta agar lilinnya segera ditiup.
Nyanyian lirih lagu ulang tahun membuat
Lala beranjak untuk meniup lilin. Tak lupa, dia menyelipkan doa yang
sangat singkat. ’’Semoga sukses,’’ ucapnya dan lanjut meniup lilin
diselingi tepuk tangan manusia yang berada di sebuah ruangan berukuran 3
x 4 meter persegi itu. Satu per satu penghuni Rumah Aman menyalami
sembari mengucapkan selamat.
Wajahnya pun kini tidak lagi muram.
Senyum yang ditahan membuat dia terlihat begitu bersemangat untuk segera
membagi kue tar ke teman-temannya. Meski begitu, mulutnya tetap terdiam
tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Celetukan teman yang menanyakan
perasaannya saat itu pun dijawab singkat. ’’Gak ruh (tidak tahu, Red),’’ ujarnya sambil terus membagikan kue.
Menggoda Lala saat ulang tahun
sebenarnya direncanakan mendadak. Ceritanya, Lala sempat mengaku Sabtu
lalu dirinya berulang tahun. Tapi, dia terlihat sedih karena tidak ada
yang memberikan ucapan selamat. Joris yang menjadi bapak asuh tebersit
untuk merancang pesta ulang tahun yang sederhana.
Dia bersama penghuni Rumah Aman iuran
untuk membeli kue tar. Tidak mudah mencari kue tar pada malam Minggu.
Untung saja, kue yang dicari akhirnya didapat setelah berkeliling selama
hampir satu jam. Hidangan pelengkapnya adalah dua piring martabak dan
sebotol cola ukuran besar. ’’Tolong jangan dilihat kuenya. Kami tulus,
yang penting kamu senang,’’ ucap Joris yang disambut pelukan Lala dan
ucapan terima kasih.
Lala masih menunjukkan perasaannya yang
sama sekali tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu. Dia masih
merasakan bahwa persidangan itu dilakukan karena dirinya melakukan
kesalahan. Tapi, semua sudah klir dan dia tersadar bahwa yang dialaminya
adalah perayaan ulang tahun.
Sejak kehamilannya mencuat, Lala tidak
lagi tinggal di rumahnya. Apalagi, diketahui selama ini dia mendapat
perlakuan kekerasan seksual dari bapaknya. Lala kini tinggal di sebuah
Rumah Aman di kawasan Surabaya Utara. Di rumah yang sangat dirahasiakan
itu, dia tinggal bersama keluarga barunya.
Siapa pun tidak mengira rumah bercat
putih itu merupakan tempat persembunyian Lala. Tidak ada plakat tulisan
apa pun. Dari luar, terlihat tak ada bedanya dengan rumah penduduk lain.
Lala sengaja ditempatkan di sana untuk memulihkan kondisinya yang shock dengan pengalaman yang menimpanya.
Ada perubahan drastis pada Lala sejak
tinggal di sana. Ketika baru menginjakkan kaki di rumah tersebut, Lala
sangat pendiam. Dia lebih banyak menyendiri dan sibuk sendiri. Setelah
tiga hari berselang, kondisi Lala membaik. Remaja yang hobi membaca itu
pun mulai berkomunikasi dengan penghuni Rumah Aman lainnya.
Saat ini Lala memang berhenti sekolah
untuk sementara. Para relawan berusaha mengembalikan rasa percaya diri
yang sempat terkikis karena pengalaman pahit yang dialaminya. Kepingan
bayangan perlakuan keras sang bapak masih melekat di benak Lala.
Jejak perlakuan itu masih terlihat jelas
ketika melihatnya. Sebuah luka memar masih membekas di bawah mata
sebelah kanan. Ada juga luka bekas sulutan rokok di tangan kirinya. Dari
cerita Lala, itu buah perlakuan bapaknya yang sedang marah.
Kepada pengasuhnya, Lala beberapa kali
menanyakan apakah bapaknya sudah ditangkap polisi. Dia menunjukkan rasa
lega dan tenang ketika mendengar polisi sudah menangkap bapaknya.
Pengasuh pun sempat mengabarkan bahwa bapaknya tidak mengakui
perbuatannya. ’’Yo mesti ae gak mau ngaku,’’ ucap Joris menirukan ucapan Lala.
Selama tinggal di Rumah Aman, Lala
sering mengisi waktu dengan bermain komputer. Sejumlah buku bacaan
sempat dibaca meski tidak sampai tuntas. Dia pun bisa menuliskan nama
dan identitasnya sendiri. Hal itu sekaligus membantah tudingan bahwa
Lala memiliki keterbelakangan mental seperti yang dituduhkan sebelumnya.
Terbukti, ketika pura-pura dimarahi, Lala bersedih dan menangis. Ketika tahu dikerjai, dia langsung tertawa senang.
Lala yang awalnya tidak mudah percaya
sama orang di sekelilingnya juga mulai berubah. Dia sering bermain dan
menggoda sesama penghuni Rumah Aman. Termasuk ketika melihat televisi
setelah perayaan ulang tahun Sabtu malam. Dia sempat melontarkan
sepenggal lirik lagu Cita Citata. ’’Sakitnya tuh di sini...,’’ ucap Lala sembari menunjuk dirinya sendiri disambut gelak tawa keluarga Rumah Aman.
Sumber / Referensi : http://www.jpnn.com/read/2014/10/27/266221/Lala,-Bocah-yang-Dihamili-Bapak-dan-Gurunya-