Semoga para sahabat diberkahi oleh Allah SWT hati yang lapang,
karena hati yang sempit sangat membuat hidup kita susah untuk menjalani
segala ikhtiar.
Hati yg lapang dapat diibaratkan sebuah
lapangan yg luas, membentang dari Timur ke Barat, Utara ke Selatan..
walaupun ada anjing ada ular ada kecoa, macan, singa, dinosaurus sekali
pun pasti yang namanya lapangan akan tetap luas. Aneka binatang buas yg
ada malah makinkeliatan kecil - kecil dibanding dgn luasnya lapangan.
Sebaliknya hati yg sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di sebuah
kamar mandi umum dipinggir kali, bayarnya 500 kalau pipis, 1000 kalau
kita madi sama BAB.. sempit, bau, kotor, begitu kita masuk, eh didalam
ada tikus sama kecoa yang udah nungguin aja langsung jadi masalah...
Belum lagi kalau terus dimasukkan anjing, atau binatang lain..pasti deh
akan lebih bermasalah lagi.
Entah kenapa ya kita sering
terjebak dalam pikiran yg membuat hari-hari kita menjadi hari yg ga
nyaman bikin pikiran kita keruh penuh rencana-rencana buruk. Waktu demi
waktu yg dilalui sering banget dikasih warna pakai kondisi hati yg
mendidih bergolak penuh ketidaksukaan, iri hati, dengki terkadang
kebencian bahkan lagi dendam kesumat. Capek kan ya rasanya... ga enak..
Mau tidur otak mikir keras - keras sekeras batu kali di sungai Bengawan
Solo, susun menyusun rencana bagaimana cara untuk memuntahkan kebencian,
iri hati, dengki yang berkesumat seperti sumbat di lubuk hati supaya
terpuaskan hatinya dan merasa diatas angin (walau angin ga bisa di injak
ya..) terhadap orang yang dibencinya.Tuh kan, bobo ga enak, makan enak
ga enak teteeep ga jd berkah.. penuh curiga, suudzon... Astagfirullah...
pasti ga enak..
Sahabat. Benar - benar menderitanya
orang-orang yg disiksa oleh kesempitan hati.. Mudah tersinggung, curiga,
dibutakan oleh hawa nafsu yang membara layaknya Kompor Rinai si Api
Biru...(bukan iklan koq.. beneran ga dibayar sama Rinai.. ini
gratis..) Sering kita dengar, temui, atau mungkin kita juga termasuk
orang-orang yg dililit derita akibat rasa bencinya... Padahal ternyata
Para Rosul Allah, Para Sahabat Rosul, Para wali Allah, Para Alim Ulama
selalu memberikan contoh kepada kita, Manusia yang disayang Allah adalah
Insan yg ikhlas, yg berjiwa besar bukanlah pendendam pembenci atau si
busuk hati. Yang dicontohkan oleh para Beliau justru pribadi-pribadi yg
berdiri kokoh bagai tembok tegar sama sekali tidak terpancing oleh caci
maki cemooh benci dendam dan perilaku-perilaku rendah lainnya. Sungguh
pribadi bagai pohon yg akar menghunjam ke dalam tanah begitu kokoh dan
kuat hingga diterpa badai dan diterjang topan sekalipun tetap mantap tak
bergeming.
Tetapi orang-orang yg menyempitkan hatinya dan
fikirannya, mengutamakan amarah membara, iri dan dengki hatinya pun
dendam kesumat. Nabi Muhammad SAW manusia yg sempurna tetap saja pernah
dihina dicela dan dilecehkan. Bagaimana mungkin model kita ini tak ada
yg menghina ? Padahal kita ini hina betulan..
Ingatlah bahwa Allah
hanya memberi kesempatan 1 ( satu ) kali di dunia ini, cuma sebentar
kan? dan lagi belum tentu kita diberi Allah SWT berkah kesehatan dan
panjang umur.. jadi... amat rugi jikalau kita tak bisa menjaga suasana
hati ini. Percayakah sahabat, bahwa kekayaan yg paling mahal kehidupan
ini adalah hati kita ini. Dimana saat kekurangan duniawi, kita tetap
bisa merasakan kebahagian, kenyamanan.. walau rumah kita sempit tapi
kalau hati kita ‘plooong’ lapang maka rasanya kita ini KAYAAAA...
Walaupun tubuh kita tidak dibungkus oleh pakaian mahal, kalau hati kita
ceria sehat, otomatis bibir akan menyunggingkan senyum yang indah,
perhiasan Asli dari Allah.. Walaupun badan kita lemes tapi kalau hati
kita tegar akan terasa mantap. Walaupun mobil kita merek murahan motor
kita model sederhana tapi kalau hati kita indah akan tetap terhormat.
Walaupun kulit kita kehitam-hitaman tapi kalau batinnya jelita akan
tetap mulia. Sebalik apa arti rumah yg lapang kalau hati sempit?! Apa
arti Fried Chicken, Burger, Bistik dan segala makanan enak lain kalau
hati sedang membara ?! Apa artinya raungan ber-AC kalau hati mendidih ?!
Apa arti mobil BMW kalau hatinya bolong - bolong??.. duuh...
Terus,
gimana cara kita mengatasi perasaan-perasaan seperti ini ? Yang pasti,
pertama kita harus menyiapkan hati kita untuk bisa menerima kekecewaan,
krn hidup ini tak akan selama sesuai dengan keinginan kita. Seperti
pepatah mengatakan ’sedia payung sebelum hujan’. Artinya hujan atau ga
hujan kita pasti sudah siap.
Hal kedua yg harus kita lakukan
adalah belajar ikhlas, kalau toh ada orang yg mengecewakan kita,
ikhlaskan, dijalani dengan keikhlasan, Insya Allah.. Suratan allah tidak
ada satu manusia pun yang bisa menebak jalanNYa.. apa yang terjadi pada
kita, Allah sudah punya rencanaNya sendiri.. jangan memaksakan diri dan
hati untuk menuruti rasa dengki, dendam, dan amarah..sebab kita akan
jadi rugi sendiri. Dijalani, tetap berikhtiarlah dijalan Allah, Karena
membagikan rizki adalah ALLAH, yg mengangkat derajat adalah ALLAH, yg
menghinakan juga ALLAH.. Tak perlu kita pusing dgn segala hinaan orang,
karena sampai ‘dower’ pun bibirnya menghina kita sungguh tak akan
kurang permberian ALLAH kepada kita. Mati-matian ia menghina yakinlah
kita tak akan hina dengan penghinaan orang. Kita akan hina hanya karena
kelakuan hina kita sendiri.
Nabi Muhammad SAW dihina tapi
toh tetap cemerlang bagai intan mutiara...Sedangkan yang menghina, sang
Abu Jahal sengsara hidupnya. Siapa yg menabur angin akan menuai badai.
Dikisahkan ketika Nabi Isa as dihina ia tetap senyum tenang dan mantap
tak sedikitpun ia menjawab atau membalas dengan kata-kata kotor mengiris
tajam seperti yg diucapkan si penghinanya. Ketika ditanyakan oleh
sahabat-sahabat “Ya Rabbi kenapa engkau tak menjawab dgn kata-kata yg sama ketika engkau dihina malah Baginda menjawab dgn kebaikan ?” Nabi Isa as menjawab :
“Karena tiap orang akan menafkahkan apa yg dimilikinya. Kalau kita
memiliki keburukan maka yg kita nafkahkan adl keburukan kalau yang kita
miliki kemuliaan maka yg kita nafkahkan juga kata-kata yg mulia.”
Sungguh
seseorang itu akan menafkahkan apa-apa yg dimilikinya. Ketika Ahnaf bin
Qais dimaki-maki seseorang menjelang masuk ke kampung “Hai kamu bodoh
gila kurang ajar!” Ahnaf bin Qais malah menjawab “Sudah ? Masih ada yg
lain yg akan disampaikan ? Sebentar lagi saya masuk ke kampung Saya
kalau nanti di dengar oleh orang-orang sekampung mungkin nanti mereka
akan dan mengeroyokmu. Ayo kalau masih ada yang disampaikan sampaikanlah
sekarang !”.
Dikisahkan pula di zaman sahabat ada
seseorang yg marah-marah kepada seorang sahabat nabi “Silahkan kalau
kamu ngomong lima patah kata saya akan jawab dgn 10 patah kata. Kamu
ngomong satu kalimat saya akan ngomong sepuluh kalimat”. Lalu dijawab
dgn mantap oleh sahabat ini “Kalau engkau ngomong sepuluh kata saya tak
akan ngomong satu patah kata pun”.
Percayalah makin mudah
kita tersinggung apalagi hanya dgn hal-hal yang sepele akan makin
sengsara hidup ini. Padahal apa kita mau hidup yang cuma sekali ini
sengsara ?? Justru sebaliknya bila kita ikhlas, Allah menjadikan
orang-orang yg menyakiti kita sebagai ladang amal karena kalau tak ada
yg menghina menganiaya atau menyakiti kapan kita bisa memaafkan? pun
tanpa ikhlas, amalan sebesar apa pun juga tiada berarti di mata Allah..
Nah sahabat. Justru karena
ada lawan ada yg menghina ada yg menyakiti kita bisa memaafkan. Kalau
dia masih muda anggap saja mungkin dia belum tahu bagaimana bersikap
kepada yg tua daripada sebel terus ngamuk kepadanya, walaupun saya yakin
sahabat sanggup - sanggup saja melakukannya...Kalau dia masih
kanak-kanak pahami bahwa tata nilai kita dengan dia berbeda, lagi pula mana mungkin
kita tersinggung oleh anak kecil ? Kalau ada orang tua yg memarahi kita
jangan tersinggung, mungkin kita salah, atau mungkin dia khilaf krn terlalu tuanya. Yang pasti
makin kita pemaaf makin kita berhati lapang makin bisa memahami orang
lain maka akan makin aman dan tenteramlah hidup kita ini, Subhanallah.
MENJADI BAHAGIA BUKAN BAGAIMANA BISA TERSENYUM
NAMUN BAGAIMANA MENERIMA DENGAN HATI LAPANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar